https://drive.google.com/file/d/1DU2Pr_ZdBSAblGSvxzwZUDfeEQ1UKmnF/view?usp=sharing
TUGAS GURU
https://docs.google.com/presentation/d/1Pe_m5IW0hxTPF6sKkx4zur8ZOvFiBJyl8elBy1Sdgfo/edit?usp=sharing
KINERJA kEPALA sEKOLAH
Dalam pembelajan non tatap muka yang sekarang diterapkan di sebagian besar sekolah di indonesia,maka peran kepala sekolah tidak bisa lepas sebagai manajerial,disisi lain kepala sekolah hendaknya memberikan bantuan bimbingan sekaligus memberikan penilaian sebagai evaluasi kinerja.
Berikut….
https://drive.google.com/drive/folders/1GgvUYHrXKme7UPPS7efljrFneu9GHIuf?usp=sharing
LANGKAH PRAKTIS MELAKUKAN PENILAIAN HOTS
LANGKAH PRAKTIS
MELAKUKAN PENILAIAN HOTS
Oleh:
NUHUNG
(Pengawas
Sekolah Kab.Bone,Sul-Sel)
Dalam melaksanakan
kurikulum 2013, guru disamping didorong untuk melaksanakan pembelajaran yang
HOTS (Higher Order Thinking Skills), juga didorong untuk menilai hasil belajar
pada aspek pengetahuan yang HOTS.
Pembelajaran yang
menerapkan HOTS bercirikan transfer pengetahuan (transfer of knowledge),
berpikir kritis dan kreatif (critical thinking dan creativity) serta
penyelesaian masalah (problem solving). Hal-hal yang dipelajari oleh peserta
didik dalam pembelajaran meliputi fakta, konsep, prosedur, dan metakognitif.
Pembelajaran yang HOTS
juga menerapkan kecakapan abad 21 atau 4C yang meliputi (1) komunikasi
(communication), (2) kolaborasi (collaboration), (3) berpikir kritis dan
menyelesaikan masalah (critical thinking and problem solving), (4) kreatif dan
inovatif (creative and innovative). Berdasarkan kepada hal tersebut, maka
pembelajaran HOTS dapat dapat diterapkan pada beberapa model pembelajaran,
seperti pembelajaran menyingkap/ menemukan (inquiry/ discovery), pembelajaran
berbasis masalah (problem based learning/PBL), dan pembelajaran berbasis proyek
(project based learning/ PjBL).
Dalam pembelajaran
HOTS, tingkat kemampuan yang diberikan kepada peserta didik bukan lagi
kemampuan tingkat rendah (Lower Order Thinking Skills/LOTS) seperti mengetahui
(C-1), memahami (C-2), dan mengaplikasikan (C-3), tetapi kemampuan tingkat
tinggi seperti menganalisis (C-4), mengevaluasi (C-5), dan mengkreasi (C-6).
Intinya, peserta didik
bukan lagi dijejali oleh ceramah guru dari awal sampai dengan akhir
pembelajaran, tetapi memberi ruang kepada pesera didik untuk berpikir,
meneliti, menelaah, menganalisis, hingga mampu menemukan dan mengontruksi
sendiri pesan utama sebuah materi pembelajaran yang dipelajarinya. Siswa bukan
hanya sekedar menyelesaikan sejumlah materi pelajaran, tetapi memiliki bekal
yang akan diimplementasikan dalam kehidupannya. Itulah yang disebut sebagai
pembelajaran kontekstual (CTL), pembelajaran bermakna (meaningful learning) dan
pembelajaran tuntas (mastery learning).
Sebelum menerapkan
pembelajaran dan penilaian HOTS, tentunya guru terlebih dahulu harus menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mencerminkan pembelajaran dan
penilaian HOTS, karena RPP tersebut akan menjadi panduan bagi guru dalam
melaksanakan pembelajaran. Hasil pembelajaran HOTS akan diukur melalui
penilaian HOTS pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Tujuannya untuk
mengetahui ketercapaian Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) dari sebuah
Kompetensi Dasar (KD) yang diwakili oleh sebuah Kata Kerja Operasional (KKO).
Penilaian
Aspek Pengetahuan
Aspek pengetahuan
(KI-3) diukur melalui tes, baik test lisan atau test tulisan. Test lisan berupa
sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan oleh guru dan dijawab secara lisan
oleh siswa. Test tertulis terdiri dari dari dua model yaitu objektif dan non
objektif. Model soal objektif seperti Pilihan Ganda (PG), menjodohkan,
Benar-Salah (BS), dan isian singkat. Sedangkan non objektif yaitu soal uraian.
Dalam kaitannya dengan soal HOTS, tipe soal yang digunakan adalah PG dan
uraian.
Soal-soal HOTS pada
konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya,
2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi untuk menyelesaikan
masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis. (Kemdikbud, 2018 :
10-11).
Karakteristik soal HOTS
antara lain, (1) mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, (2) berbasis
permasalahan kontekstual, (3) menggunaan bentuk soal beragam, dan (4) mengukur
level kognitif C-4 (menganalisis), C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).
Adapun langkah-langkah penyusunan soal HOTS sebagaimana tercantum pada Buku
Panduan Penilaian HOTS yang diterbitkan oleh Kemdikbud (2018 : 17-18) sebagai
berikut:
1. Menganalisis KD yang
dapat dibuat soal-soal HOTS
Terlebih dahulu
guru-guru memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Tidak semua KD dapat
dibuatkan model-model soal HOTS. Guru-guru secara mandiri atau melalui forum
KKG/MGMP dapat melakukan analisis terhadap KD yang dapat dibuatkan soal-soal
HOTS.
2. Menyusun kisi-kisi
soal
Kisi-kisi
penulisan soal-soal HOTS bertujuan untuk para guru dalam menulis butir soal
HOTS. Secara umum, kisi-kisi tersebut diperlukan untuk memandu guru dalam:
a.
memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
b.
merumuskan IPK
c.
memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji
d.
merumuskan indikator soal
e.
menentukan level kognitif
f.
Menentukan bentuk soal dan nomor soal
3. Memilih stimulus
yang menarik dan kontekstual
Stimulus yang digunakan
hendaknya menarik, artinya mendorong peserta didik untuk membaca stimulus.
Stimulus yang menarik umumnya baru, belum pernah dibaca oleh peserta didik.
Sedangkan stimulus kontekstual berarti stimulus yang sesuai dengan kenyataan
dalam kehidupan sehari-hari, menarik, mendorong peserta didik untuk membaca.
Dalam konteks Ujian Sekolah, guru dapat memilih stimulus dari lingkungan
sekolah atau daerah setempat.
4. Menulis butir
pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Butir-butir pertanyaan
ditulis sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir
soal HOTS, agak berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya.
Perbedaannya terletak pada aspek materi, sedangkan pada aspek konstruksi dan
bahasa relatif sama. Setiap butir soal ditulis pada kartu soal, sesuai format
terlampir.
5. Membuat pedoman
penskoran (rubrik) atau kunci jawaban
Setiap butir soal HOTS
yang ditulis hendaknya dilengkapi dengan pedoman penskoran atau kunci jawaban.
Pedoman penskoran dibuat untuk bentuk soal uraian. Sedangkan kunci jawaban
dibuat untuk bentuk soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah,
ya/tidak), dan isian singkat.
Penilaian
Sikap
Sikap terdiri dari dua
jenis, yaitu sikap spiritual (KI-1) dan sikap sosial (KI-2). Instrumen utama
penilaian sikap adalah instrumen observasi sedangkan jurnal, penilaian diri,
dan penilaian antarteman menjadi instrumen penilaian pendukung. Pada penilaian
sikap, diasumsikan semua peserta didik bersikap baik. Adapun ketika ada peserta
didik yang memiliki sikap sangat baik atau perlu bimbingan, hal tersebut
ditulis pada jurnal oleh guru. Sikap yang sangat baik, misalnya si Fulan pada
hari anu tanggal sekian, jam sekian menemukan sebuah dompet di toilet sekolah,
dan menyerahkannya kepada petugas piket untuk diumumkan siapa pemilik dompet
tersebut. Sedangkan sikap yang perlu bimbingan, misalnya si Badu pada hari anu,
tanggal sekian dan jam sekian membuang sampah sembarangan.
Penilaian sikap peserta
didik oleh guru menggunakan lembar observasi dan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran. Adapun jurnal, penilaian diri, dan penilaian antarteman dilakukan
sewaktu-waktu. Penilai sikap bisa menjadi bagian dari penilaian proses, misalnya
pada saat diskusi kelompok guru berkeliling dan mengamati dan aktivitas peserta
didik selama diskusi berlangsung.
Penilaian
Keterampilan
Penilaian keterampilan
dilakukan melalui penilaian praktik, produk, dan proyek. Hal tersebut
disesuaikan dengan IPK yang telah ditentukan pada RPP danssuai dengan model
pembelajaran yang digunakan. Penilaian yang relevan dengan penilaian
keterampilan yaitu KD-KD pada KI-4, misalnya menyusun laporan, percobaan di
laboratorium, praktek membaca Alquran, praktek salat, praktek olah raga,
praktek menari, praktek membuat sebuah karya, praktek menulis puisi, praktek
membaca atau menulis puisi, dan sebagainya. Intinya, pada saat penilaian
keterampilan, peserta didik harus mampu memperlihatkan penguasaannya dalam
melakukan sebuah gerakan, mempresentasikan sebuah laporan, atau menghasilkan
sebuah produk. Dalam penilaian praktek, guru membuat instrumen penilaian
disertai dengan rubrik disesuaikan dengan indikator yang akan dinilai.
Dengan mengenal
karakter dan jenis-jenis penilaian HOTS, guru diharapkan dapat mengembangkan
beragam instrumen penilaian yang dapat memotret kompetensi peserta didik,
sehingga semangat penilaian otentik, yaitu penilaian yang objektif, apa adanya
dalam mengukur aspek pengetahuan, sikap, dan pengetahuan dengan menggunakan
berbagai instrumen penilaian yang relevan dapat terwujud. Proses menilai memang
bukan hal yang mudah, tetapi hal ini menjadi sebuah tanggung jawab dari seorang
guru profesional. Wallaahu a'lam.
Prosedur Penilaian dan Teknik Penilaian (lanjutan) - ppt download
Umum
Masjid 99 Kuba Kebanggaan Sulsel
Masjid 99 Kuba
Tupoksi Kepala Sekolah
-
Assalamu Alaikum,Bapak/Ibu Kepala Sekolah dan guru di mana saja berada,berikut contoh/acuan dokumen unggahan yang kami sajikan untuk memud...
-
Berikut Video singkat Persiapan pelaksanaan visitasi di selolah/madrasah dengan menggunakan IASP2020,semoga bermanfaat. Video; Persiapan Vi...
-
PTS Pengawas Berprestasi Sul-Sel 2018 .PPt dapat diunduh pada tautan : https://docs.google.com/presentation/d/14qvoUjA_xfU7ZpFUYJF...
-
LANGKAH PRAKTIS MELAKUKAN PENILAIAN HOTS Oleh: NUHUNG (Pengawas Sekolah Kab....
-
Sebuah situs/blog akan hadir meramaikan inovasi di dunia maya,keberadaanya akan menggali seluk beluk pendiidkan dengan nama "MUSEUM GUR...
-
Saudaraku khusus kepala sekolah dasar berikut Tupuksinya sebagai Manajerial di sekolah yang anda pimpin,yuk klik tautan: Tupoksi Kepala Sek...