Personal Profil

Foto saya
Bone, Sulawesi Selatan, Indonesia

CARA BLOGGER MENDAPATKAN UANG DARI BLOG


Home  ›  Blogger  ›  Blogging

Cara Menjadi Blogger Dengan Mudah

Cara menjadi blogger yang kami jelaskan berikut ini bisa anda ikuti dengan mudah bahkan buat seorang pemula sekalipun.

Blogger adalah profesi yang menjadi pilihan buat sebagian orang, tidak sedikit orang yang bisa hidup dengan berkecukupan hanya dari hasil ngeblog atau mengelola blog, atau yang populer dengan sebutan blogger. Secara sederhana, seorang blogger adalah orang yang mengelola blog untuk tujuan tertentu. 

Masing - masing blogger, ketika membuat blog mempunyai tujuan berbeda, ada yang menggunakan blog sebagai sarana menulis dan memberikan informasi buat pembacanya. Ada juga blogger yang memanfaatkan blog untuk tujuan komersial, atau untuk mencari penghasilan. Lalu bagaimanakah cara menjadi seorang blogger?

Cara menjadi blogger itu mudah dan bisa dipelajari oleh siapapun. Berikut ini ada beberapa pengetahuan yang harus dimiliki oleh seseorang untuk menjadi seorang blogger sukses :

1. Email

Kenapa untuk menjadi blogger harus memiliki email?  Untuk memiliki blog ada proses tertentu yang harus dilalui yaitu registrasi atau pendaftaran akun, di sini kita disyaratkan harus memiliki email yang valid. Untuk memiliki alamat email caranya mudah, anda bisa membuat email di Google ( Gmail ) secara gratis. Email ini harus dimiliki, baik dalam hal kita membuat blog di blogger / blogspot maupun jika kita membuat blog di wordpress dengan domain pribadi.

2. Domain dan hosting

Domain adalah alamat unik yang mewakili blog anda, sedangkan hosting adalah tempat dimana file - file blog anda disimpan.

Domain dan hosting menjadi pertimbangan jika kita ingin membuat blog dengan hosting sendiri ( self hosted ). Memiliki blog dengan nama domain sendiri memang akan terlihat lebih profesional. Jika anda ingin menjadi blogger profesional maka sebaiknya memiliki domain dan hosting sendiri. Paling tidak, anda bisa membuat blog gratisan dengan blogspot namun dengan custom domain pribadi .

3. Membuat blog

Pembahasan tentang cara menjadi blogger tidak bisa lepas dari blog, karena seorang blogger tentu harus memiliki blog. Untuk membuat blog caranya mudah sekali, kita bisa membuat blog dengan blogger / blogspot, atau juga bisa membuat blog di wordpress.

4. Membuat artikel

Untuk menjadi seorang blogger kita harus akrab dengan dunia blogging terutama dalam membuat artikel. Tentunya kita harus rutin mengupdate blog kita dengan artikel - artikel baru yang menarik dan bermanfaat untuk pembaca, sehingga tingkat kunjungan blog akan semakin tinggi. Jika kita memiliki hobi menulis, tentu  ini adalah pekerjaan yang menyenangkan. Hobi menulis akan tersalurkan dengan menjadi blogger.

5. SEO

Tidak cukup hanya dengan menulis artikel, tentunya kita ingin mendapatkan banyak pengunjung, kita perlu mengoptimalkan posisi artikel kita di mesin pencari sehingga bisa ditemukan banyak orang. Langkah ini disebut dengan Search Engine Optimization ( SEO ). Hal ini penting sekali jika kita membuat blog untuk tujuan komersial karena kita harus memiliki banyak pengunjung yang tertarget. Untuk itu mulai sekarang anda perlu belajar SEO

cara menjadi blogger

Selain sebagai media untuk menyebarkan informasi, blog terbukti efektif sebagai sarana promosi untuk mendapatkan penjualan atau penghasilan ( monetisasi blog ). Berikut ini adalah cara menjadi blogger yang berpenghasilan dari blog :

1. Mengikuti program affiliasi

Anda tidak akan rugi menjadi blogger jika mengikuti program affiliasi ini karena akan mendapatkan uang. Dengan mengikuti program ini, kita bisa menjalankan bisnis online tanpa harus memiliki produk sendiri. Intinya kita memasarkan produk orang lain dengan komisi penjualan berdasarkan prosentase yang telah ditetapkan.Sistem akan melakukan tracking, jika pembeli berasal dari link affiliasi kita, maka itu akan dihitung sebagai penjualan kita. Kita bisa mencari situs - situs penyedia program affiliasi di internet dengan searching di Google.

2. Menjadi publiser iklan Google ( Adsense )

Bisa dibilang ini adalah bisnis online yang paling tua. Di sini kita akan menjadi blogger penerbit iklan Google  pada blog yang kita miliki. Untuk mengikuti program ini, kita harus memiliki akun adsense. Untuk mendapatkan akun adsense, kita bisa mendaftarkan blog kita jika sudah memiliki artikel yang cukup, lebih bagus lagi jika blog sudah memiliki banyak pengunjung. Lalu bagaimana kita mendapatkan uang dari program ini?  Kita akan mendapatkan uang dari setiap klik pada iklan Google yang dilakukan oleh pengunjung blog.

3. Menjual produk sendiri

Untuk program yang satu ini, memang kita harus memiliki produk sendiri. Jika kita fokus untuk penjualan online, kita bisa membuat blog dengan topik yang relevan dengan produk kita. Sehingga pengunjung blog akan lebih tertarget. Dengan begitu, ketika kita merekomendasikan produk kita, akan lebih mudah menciptakan penjualan

Lounching Blog : "Padaidi Sa,ribattang"

Lounching Blog




M TEGUH

Cara Bergabung menjadi Blogger,Yuk daftar sekarang di sini : https://rajaview.id/padaidi-saribattang

Mulailah menembus angan-angan menjadi orang berhasi dengan bergabung di Blog ini dengan mengklik: https://rajaview.id/padaidi-saribattang

 

 

PENGERTIAN DAN BENTUK-BENTUK KETERAMPILAN MENGAJAR Oleh: Nuhung

   

          Keterampilan Mengajar 
A. Pengertian Keterampilan Mengajar Salah satu kemampuan dasar yang dimiliki oleh guru adalah kemampuan dalam keterampilan mengajar. Kemampuan ini membekali guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pengajar. Keterampilan mengajar adalah untuk mencapai tujuan pengajaran. Adapun pengertian keterampilan mengajar guru adalah sebagaimana pendapat Amstrong dkk (1992:33) yaitu kemampuan menspesifikasi tujuan performasi, kemampuan mendiagnosa murid, keterampilan memilih strategi penajaran, kemampuan berinteraksi dengan murid, dan keterampilan menilai efektifitas pengajaran. 
    Adapun mengajar merupakan proses yang komplek, tidak sekedar menyampaikan informasi dari guru kepada siswa, banyak kegiatan maupun tindakan yang harus dilakukan, terutama bila diinginkan hasil belajar yang lebih baik pada siswa.karena itu banyak terdapat aneka ragam pengertian mengajar, antara lain: Menurut M.Ali (1987:12) mengartikan mengajar adalah : “Segala upaya yang disengaja dalam rangka memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar sesuai dengan tujuan yang dirumuskan”. Sedangkan menurut Nasution (1995:4) memberikan definisi mengajar yang lengkap sebagai berikut: Mengajar adalah menanamkan pengetahuan kepada anak. Mengajar adalah menyampaikan kebudayaan kepada anak. Mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan semua aspek kemampuan guru yang berkaitan erat dengan berbagai tugas guru yang berbentuk keterampilan dalam rangka memberi rangsangan dan motivasi kepada siswa untuk melaksanakan aktuvitas oleh guru adalah ketermpilan untuk membimbing, mengarahkan, membangun siswa dalam belajar guna mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan secara terpadu. 
 
 B. Bentuk-bentuk Keterampilan Mengajar Seperti yang telah diketahui bahwa mengajar merupakan suatu sistem yang komplek dan integratif dari sejumlah keterampilan untuk menyampaikan pesan terhadap seseorang mengajar dikatakan sistem yang komplek karena dalam mengajar guru tidak hanya sekedar memberi informasi secara lisan kepada siswa, akan tetapi dalam mengajar guru harus dapat menciptakan situasi lingkungan yang memungkinkan anak secara aktif belajar, sehingga guru harus melibatkan beberapa komponen dan kompetensi interaksi belajar mengajar. Untuk lebih jelasnya tentang beberapa konsep keterampilan mengajar, maka berikut ini akan diuraikan dari bentuk-bentuk keterampilan mengajar yang harus dikuasai oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar diantaranya : 
 
1) Keterampilan Bertanya Memberi pertanyaan kepada siswa merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan belajar mengajar, karena metode apapun yang digunakan, tujuan pengajaran apapun yang ingin dicapai, maka bertanya kepada siswa merupakan hal yang tidak dapat ditinggalkan. Karena pertanyaan yang diajukan kepada siswa pada dasarnya bertujuan agar siswa lebih meningkatkan belajarnya dan berfikir terhadap pokok bahasan yang sedang dipelajari. Piet A. Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian (1992:100) menyimpulkan bahwa keterampilan bertanya adalah keterampilan yang berisi ucapan verbal yang diminta respon dari seseorang yang dikenal. Sedangkan respon yang dimaksud adalah dapat berupa pengetahuan sampai hasil pertimbangan. Jadi dapat disimpulkan bertanya adalah merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir. Seorang guru yang mengajukan pertanyaan dengan menggunakan keterampilan bertanya secara tepat mempunyai beberapa tujuan diantaranya adalah : Mengbangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu pokok bahasan. Memusatkan perhatian siswa terhadap suatu pokok bahasan. Mendiagnosis kesulitan-kesulitan khusus yang mengahmbat siswa belajar. Mengembangkan cara belajar siswa aktif Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengasimilasikan informasi. M endorong siswa mengemukakan pandangannya dalam diskusi. Menguji dan mengukur hasil belajar siswa. Dalam usaha mencapai tujuan diatas, ada beberapa hal yang mendapat perhatian guru waktu menggunakan keterampilan bertanya dasar maupun keterampilan bertanya lanjut misalnya, kehangatan dan keantusiasan, mengulangi pertanyaan sendiri, menjawab pertanyaan sendiri, menentukan siswa tertentu untuk menjawab, pertanyaan ganda. Keterampilan dibedakan atas keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan, keterampilan bertanya dasar perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan keterampilan bertanya lanjutan merupakan lanjutan dari pada keterampilan bertanya dasar yang lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berfikir siswa, memperbesar partisipasi dan mendorong siswa agar berinisiatif sendiri. Jadi dapat disimpulkan bahwa seorang guru harus dapat membedakan antara keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan, karena keduanya memiliki kaitan dalam menguji siswa terhadap pelajaran-pelajaran yang telah disampaikan dikelas dalam proses belajar mengajar Menurut Piet A. Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian (1992:100) mengemukakan komponen keterampilan bertanya : a) Keterampilan dasar Pengungkapan pertanyaan jelas dan singkat Pemberian acuan Pemindahan giliran Penyebaran pertanyaan Pemberian waktu berfikir Pemusatan kearah jawaban yang diminta b) Keterampilan lanjutan Mengubah tuntunan tingkat kognitif pertanyaan Urutan pertanyaan harus ada urutan logis Melacak Keterampilan mendorong adanya interaksi antar siswa. Berdasarkan uraian diatas, jelaslah bahwa penguasaan keterampilan bertanya bagi guru sangat penting, karena dengan penggunaan keterampilan bertanya yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar diharapkan timbul perubahan sikap pada guru dan siswa, misalnya perubahan pada guru, banyak memberikan informasi, banyak menggunakan interaksi, pada siswa lebih banyak mendengarkan informasi serta menjadi lebih banyak berpartisipasi. 
 
2) Keterampilan memberi penguatan Dalam proses belajar mengajar, penghargaan atau pujian terhadap perbuatan yang baik dari siswa merupakan hal yang sangat diperlukan, sehingga dengan penghargaan atau pujian itu diharapkan siswa akan terus berusaha berbuat lebih baik. Soetomo (1993:95) menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pemberian penguatan adalah : ”Suatu respon positif dari guru kepada anak yang telah melakukan suatu perbuatan baik”. Sebagaimana diketahui bahwa penghargaan yang positif terhadap seseorang akan memperbaiki tingkah laku serta meningkatkan usahanya. Oleh karena itu penguatan terhadap siswa dan segala aktifitasnya sangat dibutuhkan dalam rangka menumbuhkan dan mengembangkan proses belajar. Memberi penguatan dalam kegiatan mengajar kelihatannya sederhana saja yaitu antara lain dinyatakan dalam bentuk kata-kata membenarkan, kata-kata pujian, senyuman atau anggukan, padahal pemberian penguatan dalam kelas akan mendorong siswa meningkatkan usahanya dalam kegiatan belajar mengajar dan mengembangkan hasil belajarnya. Menurut Piet A. Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian (1992:100) Pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar mempunyai tujuan diantaranya: Meningkatkan perhatian siswa. Memudahkan proses belajar. Membangkitkan dan mempertahankan motivasi. Mengontrol dan mengubah sikap yang mengganggu kearah sikap tingkah laku belajar yang produktif. Mengatur diri sendiri cara berfikir yang baik dan inisiatif pribadi. Mengingat sangat pentingnya peranan pemberian penguatan dalam proses belajar mengajar, maka perlulah guru melatih diri secara teratur dan terarah tentang keterampilan memberi penguatan terdiri dari beberapa komponen yang perlu difahami dan dikuasai penggunaannya oleh guru agar ia dapat memberikan penguatan secara bijaksana dan sistematis komponen itu adalah sebagai berikut: a) Penguatan Verbal Biasanya digunakan atau atau diutarakan dengan menggunakan kata-kata pujian, penghargaan, persetujuan, dan sebagainya, misalnya bagus, bagus sekali, betul, pintar, seratus buat kamu. b) Penguatan non verbal Penguatan gerak isyarat, misalnya anggukan kepala, senyuman, acungan jempol, wajah cerah, sorot mata yang sejuk bersahabat atau tajam menantang. Penguatan pendekatan: guru mendekati siswa untuk menyatakan perhatian dan kesenangannya terhadap pelajaran, tingkah laku, atau penampilan siswa misalnya guru berdiri disamping siswa, menuju siswa, duduk dengan siswa atau sekelompok siswa. Penguatan dengan sentuhan, guru dapat menyatakan persetujuan dan penghargaan terhadap usaha penampilan siswa dengan cara menepuk-nepuk bahu atau berjabat tangan mengangkat tangan siswa yang menang dalam pertandingan. Penguatan dengan kegiatan yang menyenangkan, guru dapat menggunakan kegiatan-kegiatan atau tugas-tugas yang disenangi siswa sebagai penguatan. Misalnya siswa yang menunjukan kemajuan dalam pelajaran musik ditunjuk sebagai pemimpin paduan suara. Penguatan berupa simbol atau benda. Penguatan ini dilakukan dengan cara menggunakan sebagai simbol berupa benda kartu bergambar, komentar tertulis pada siswa, bintang plastik, lencana. Jika siswa memberikan jawaban yang hanya sebagian saja benar, guru hendaknya tidak menyalahkan siswa. Dalam keadaan ini hendaklah guru memberi penguatan tak penuh misalnya : ya, jawaban mu sudah baik tapi masih perlu disempurnakan.
 
 3) Keterampilan mengadakan variasi Memberi variasi dalam proses belajar mengajar merupakan hal yang penting dan harus diperhatikan oleh guru, karena semakin banyak guru memberikan variasi dalam proses mengajar maka semakin berhasillah pengajarannya. Sebaliknya guru yang terus menerus mengajar dengan memberikan ceramah dari awal sampai akhir akan menimbulkan kebosanan pada siswa. Soetomo (1993:100) mengemukakan pemberian variasi dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai perubahan pengajaran dari yang satu kepada yang lain, dengan tujuan untuk menghilangkan kebosanan dan kejenuhan siswa dalam menerima bahan pelajaran yang diberikan oleh guru. Sehingga siswa dapat aktif lagi dan berpartisipasi dalam belajarnya. Sedangkan menurut piet A. Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian (1992:103) menyimpulkan bahwa : menggunakan variasi adalah perubahan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga ada rasa ketekunan, antusiasme, serta berperan secara aktif. Dari definisi memberi variasi yang dikemukakan oleh kedua ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian variasi itu mempunyai arti suatu kegiatan guru dalam kontek proses belajar mengajar yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi belajar mengajar murid yang bertujuan untuk mengatasi kebosanan siswa, senantisa menunjukan ketekunan, antusiasme, serta penuh partisipasi. Kebosanan merupakan masalah yang selalu terjadi dimana-mana dan orang selalu berusaha menghilangkan atau setidak-tidaknya mencoba menguranginya. Oleh sebab itu, murid menginginkan adanya variasi dalam proses belajarnya, sehingga belajar itu sendiri lebih menarik dan lebih hidup. Dengan demikian lebih dapat memusatkan perhatian mereka, dan belajar lebih berhasil. Menurut Soetomo (1993:95) Pemberian variasi yang tepat dalam proses belajar mengajar akan dapat memberi manfaat bagi siswa yaitu: Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek belajar mengajar yang relevan Untuk memberikan kesempatan bagi perkembangannya bakat ingin mengetahui menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang baru. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbekal cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenangi. Dengan adanya tujuan tersebut. Seorang guru hendaknya mengadakan variasi dalam proses belajar mengajar baik itu variasi dalam gaya mengajar, variasi pola interaksi dan kegiatan siswa. Berikut ini akan diuraikan komponen-komponen keterampilan mengadakan variasi : a) Variasi dalam gaya mengajar, mencakup: Variasi suara, keras lemah Pemusatan perhatian siswa Kesenyapan atau kebisuan guru Kontak pandang Gerak bedan dan mimik Perubahan posisi guru b) Variasi penggunaan media dan bahan pengajaran, mencakup: Media dan bahan yang dapat didengar misalnya rekaman suara, radio, musik, sosiodrama. Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat misalnya grafik, bagan, poster, diodrama film, slide. Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanipulasi dan digerakkan misalnya boneka, topeng, pantung. Variasi alat atau bahan yang dapat didengar dan diraba, misalnya televisi, radio, slide proyektor yang diiringi penjelasan baru. c) Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa Perubahan interaksi antara kedua kutub tadi akan berakibat pola-pola kegiatan yang dilakukan siswa. Uzer Usman (1990:85) mengemukakan jenis pola interaksi sebagai berikut : 
 
1) Pola murid guru atau komunikasi sebagai aksi (satu arah) 
2) Pola guru-murid-murid (Ada balikan (feed back) bagi guru tidak ada interaksi antara siswa (komunikasi sebagai interaksi) 
3) Pola guru-guru-murid (Ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu sama lain) 
4) Pola guru-murid, murid-guru, murid (Interaksi optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah) 
5) Pola Melingkar (Setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila siswa belum mendapat giliran) Penggunaan variasi pola interaksi dimaksud agar tidak menimbulkan kebosanan, kejemuan, serta untuk menghidupkan suasana kelas demi keberhasilan murid dalam mencapai tujuan. Dengan mengubah pola interaksi ini guru dengan sendirinya mengubah belajar murid, tingkat dominasi guru dan keterlibatan murid, tingkat tuntutan kognitif, serta susunan kelas.
 
 4) Keterampilan Menjelaskan Kegiatan menjelaskan dalam proses belajar mengajar merupakan kegiatan yang mutlak dilakukan oleh guru, karena apapun yang disampaikan, apapun jenis sekolah, dan bagaimanapun yang disampaikan, apapun jenis sekolah, dan bagaimanapun tingkat umur siswa, maka kegiatan menjelaskan selalu harus dilaksanakan oleh guru, hanya saja cara penyampaiannya dan kualitasnya yang berbeda-beda melihat semua komponen diatas dan menyesuaikan dengan situasi pada waktu itu. Uzer Usman (1990:81) mengemukakan yang dimaksudkan dengan keterampilan menjelaskan adalah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lain, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kegiatan menjelaskan adanya suatu penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara sistematik yang menunjukkan hubungan yang harus dikuasai oleh guru secara efektif dan efisien agar proses belajar mengajar dapat berjalan lancar. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai guru dalam memberikan penjelasan didalam kelas : Untuk membimbing siswa memahami hukum dengan jelas jawaban pertanyaan “mengapa” yang meraka sajikan ataupun yang dikemukakan oleh guru. Menolong siswa mendapatkan dan memahami hukum, dalil, dan prinsip-prinsip umum secara objektif dan bernalar. Melibatkan murid untuk berfikir dengan memecahkan masalah-masalah atau pertanyaan. Untuk mendapatkan balikan dari siswa mengenai tingkat pemahamannya dan untuk mengatasi kesalahan pengertian mereka. Menolong siswa untuk menghayati dan mendapatkan proses penalaran dan penggunaan bukti dalam menyelasaikan keadaan yang meragukan. Memberikan penjelasan merupakan salah satu aspek yang amat penting dari kegiatan guru dalam interaksi dengan siswa kelas. Oleh sebab itu, hal ini haruslah dibenahi untuk ditingkatkan keefektifannya agar tercapai hasil yang optimal dari penjelasan dan pembicaraan guru tersebut sehingga bermakna bagi murid. Dengan demikian seorang guru harus mengetahui komponen keterampilan menjelaskan yaitu : a) Merencanakan, penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. b) Menyajikan penjelasan. Yang perlu diperhatikan : Kejelasan : Penjelasan hendaknya diberikan dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Penggunaan contoh dan ilustrasi : dalam memberikan penjelasan sebaiknya digunakan contoh-contoh yang ada hubungannya dengan sesuatu yang dapat ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Pemberian tekanan : guru harus memusatkan perhatian siswa kepada masalah pokok yang mengurangi informasi yang tidak begitu penting. Penggunaan balikan : guru hendaknya memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukan pemahaman, keraguan, atau ketidak mengertian ketika penjelasan itu diberikan. 
 
5) Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran Membuka pelajaran Membuka pelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan guru dalam proses belajar mengajar untuk menciptakan suasana yang menjadikan siswa siap mental dan menimbulkan perhatian siswa terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari sehingga usaha itu akan dapat terpengaruh positif terhadap kegiatan dan hasil belajar siswa. Dengan kata lain membuka pelajaran adalah usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar untuk menciptakan pra kondisi bagi murid agar mental dan perhatiannya terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
 
Kegiatan membuka pelajaran semacam ini tidak saja harus dilakukan pada awal jam pelajaran tetapi juga pada awal setiap penggal kegiatan dari inti pelajaran yang diberikan selama jam pelajaran itu. Sehingga murid diharapkan akan dapat terdorong untuk mengikuti materi pelajaran yang akan disampaikan. Uzer Usman (1990:85) menjelaskan komponen keterampilan membuka pelajaran sebagai berikut : 
a) Menarik perhatian siswa, antara lain dengan: Gaya mengajar guru Penggunaan alat bantu pelajaran 
    Pola interaksi yang bervariasi 
b) Menumbulkan motivasi dengan cara: Kehangatan dan keantusiasan Menumbulkan rasa ingin tahu 
    Mengemukakan ide yang bertentangan Memperhatikan minat siswa 
c) Memberi acuan melalui berbagai usaha : Mengemukakan tujuan dan batas-batas tugas Menyarankan 
    langkah-langkah yang akan dilakukan Mengingatkan masalah pokok yang akan dibahas Membuat 
    pertanyaan-pertanyaan 
d) Membuat kaitan atau hubungan diantara materi-materi yang akan dipelajari dengan pengalaman dan 
    pengetahuan yang telah dikuasai oleh siswa. 
 
Dari berbagai hal yang dilakukan diatas dengan tujuan agar anak dapat memusatkan perhatian kepada materi yang akan disampaikan guru dan telah siap untuk menerima materi itu. Menutup pelajaran Menutup pelajaran menurut Soetomo (1993:107) adalah “kegiatan guru untuk mengakhiri proses belajar mengajar”.Jadi kegiatan menutup pelajaran tersebut dimaksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dicapai siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar mengajar. 
 
Sedangkan komponen menutup pelajaran guru menurut Uzer Usman (1990:85) adalah : 
a) Meninjau kembali penguasaan inti pelajaran dengan merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan. 
b) Mengevaluasi, dengan bentuk antara lain : Mendemontrasikan keterampilan Mengaplikasikan ide baru pada situasi lain Mengeksplorasikan ide baru pada situasi lain Memberikan soal-soal tertulis 
 
Dengan demikian kegiatan membuka dan menutup pelajaran tidak mencakup urutan-urutan kegiatan rutin, seperti menertibkan siswa, mengisi daftar hadir, memberi tugas rumah, sebaiknya yang menjadi pusat perhatian dalam membuka dan menutup pelajaran adalah kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya langsung dengan penyampaian pelajaran. Sedangkan tujuan pokok dari membuka pelajaran adalah untuk menyiapkan mental siswa dan menimbulkan minat serta permusatan perhatian siswa terhadap apa yang akan dibicarakan dalam proses belajar mengajak, dan menutup pelajaran supaya dapat mengetahui tingkat keberhasilan dalam mempelajari pelajaran itu. 
 
6) Keterampilan Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Diskusi kelompok menurut Uzer Usman (1990:86) adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah. Keterampilan Guru Membimbing Diskusi Kelompok Kecil Dengan kata lain diskusi kelompok adalah merupakan salah satu strategi yang memungkinkan siswa menguasai suatu konsep atau memecahkan suatu masalah melalui suatu proses yang memberi kesempatan untuk berfikir, berinteraksi sosial, serta berlatih bersikap positif. Pengertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajar mengajar tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas. Siswa berdiskusi didalam kelompok-kelompok kecil, dibawah pimpinan guru atau temannya, untuk berbagai informasi dan mengambil suatu keputusan. 
 
Komponen keterampilan membimbing diskusi yang dikemukakan Uzer Usman (1990:87) adalah : a) Memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi, caranya adalah sebagai berikut : Rumusan tujuan dan topik yang akan dibahas pada awal diskusi. Kemukakan masalah-masalah khusus Catat perubahan atau penyimpangan diskusi dari tujuan Rangkuman hasil pembicaraan dalam diskusi b) Memperjelas masalah atau urunan pendapat, dengan cara : Menguraikan kembali atau merangkum ulang tersebut hingga menjadi jelas Meminta komentar siswa dan mengajukan pertanyaan Menguraikan gagasan siswa dengan memberikan informasi c) Menganalisa pandangan siswa Meneliti apakah alasan tersebut mempunyai dasar yang kuat dan memperjelas hal-hal yang disepakati d) Meningkatkan urunan siswa Mengajukan pertanyaan, memberikan contoh-contoh Memberikan waktu berfikir dan memberikan dukungan 
5) Menutup diskusi Membuat rangkuman hasil diskusi Memberi gambaran tentang tindak lanjut Mengajak siswa untuk menilai proses hasil diskusi 
 
 
7) Keterampilan Mengelola Kelas Dalam proses belajar mengajar didalam kelas perlu sekali adanya penciptaan lingkungan yang memungkinkan anak dapat belajar dengan tenang tanpa ada gangguan-gangguan, sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal, apabila terdapat gangguan kecil dan sementara maupun yang bersifat gangguan yang berlanjutan. Dengan kondisi demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan mengelola kelas adalah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Yang dimaksud kedalam hal ini adalah misalnya penghentian tingkah laku siswa yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. Menurut Syaiful Bakri Djamarah (1991:112) keterampilan mengelola kelas adalah meliputi : Menunjukkan sikap tanggap; memandang secara seksama gerak mendekati, memberikan pertanyaan, dan memberi reaksi terhadap gangguan dan kekacauan siswa. Memberikan perhatian, secara visual, secara verbal dan gabungan secara verbal dan visual. Memusatkan perhatian kelompok; menyiagakan siswa dan menuntut tanggung jawab. Menegur; tegas dan jelas, jangan kasar, menyakitkan dan menghina, menghindari ejekan dan sebagainya. Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas Memberikan penguatan. 
 
8) Keterampilan Mengajar Kelompok Kecil dan Perorangan Secara fisik yang menandai bentuk pengajaran ini adalah jumlah siswa yang dihadapi oleh guru berkisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil, dan seorang perseorang. Ini tidak berarti bahwa guru hanya menghadapi satu kelompok atau seorang siswa saja sepanjang waktu belajar. Guru menghadapi banyak siswa yang terdiri dari beberapa kelompok yang dapat bertatap muka baik secara perseorangan maupun kelompok. Sedangkan hakikat pengajaran ini adalah : Terjadinya hubungan interpersonal antara guru dengan siswa dan juga siswa dengan siswa Siswa belajar sesuai dengan kecepatan dan kemampuan masing-masing Siswa mendapatkan bantuan dari guru sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar Komponen keterampilan dalam mengajar kelompok kecil dan perorangan menurut Piet Sahertian dan Ida Alaeida Sahertian (1992:105) adalah: Keterampilan mengadakan pendekatan pribadi menunjukan kehangatan, memberi respon, kesiapan membantu siswa, mendengarkan secara simpati Keterampilan mengorganisasi Keterampilan membimbing dan memudahkan belajar Keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan merupakan suatu kebutuhan yang esensial bagi setiap guru yang ingin meningkatkan kemampuan profesionalnya. Pengajaran perorangan adalah merupakan satu cara belajar yang dapat memenuhi kebutuhan secara optimal, sekaligus juga memberikan tanggung jawab belajar lebih besar kepada siswa. 
 
C. Faktor-faktor Keterampilan 
 
Guru Dalam Proses Belajar Mengajar Proses belajar mengajar adalah suatu aspek dari lingkungan sekolah yang diorganisasi. Lingkungan ini diatur dan diawasi agar kegiatan belajar terarah kepada tujuan pendidikan. Pengawasan yang dilakukan terhadap lingkungan itu turut menentukan sejauh mana menjadi lingkungan belajar yang baik. Lingkungan belajar yang baik adalah lingkungan yang bersifat menantang dan merangsang siswa untuk belajar memberikan rasa aman dan kepuasan serta mencapai tujuan yang diharapkan. Kualitas dan kuantitas belajar siswa didalam proses belajar mengajar tergantung pada banyak faktor antara lain siswa didalam kelas, bahan-bahan pelajaran, perlengkapan belajar, kondisi dan suasana dalam proses belajar mengajar. Menurut A. Tabrani Rusyan (1990:82), faktor lain yang penting dalam proses belajar yang harus dilaksanakan oleh guru, meliputi : Perencanaan instruksional Organisasi belajar Menggerakkan peserta didik Pengawasan Penelitian. 
 
DAFTAR PUSTAKA
 Amstrong. 1992. Supervisi Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta. M. Ali. 1987. Guru Dalam Proses belajar Mengajar, Bandung, Sinar Baru 
Algesindo. S. Nasution. 1995. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta, Bumi Aksara. 
 
Piet Sahertian, Ida Alaeida Sahertian. 1992.Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program Inservice Education. Jakarta, Rineka Cipta. Soetomo. 1993. Dasar-dasar Interaksi Belajar Mengajar, Surabaya, Usaha Nasional. 
 
Moh. Uzer Usman. 1990. Menjadi Guru Profesional, Bandung, Remaja Rosdakarya. Syaiful Bahri Dajamarah.1991. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Syrabaya, Usaha Nasional.
 
 A. Tabrani Rusyan dkk. 1990. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta, Remaja Karya.

Pendaftaran anggota baru di RajaView.id pada link:https://rajaview.id/jasapenamutualisme

https://rajaview.id/jasapenamutualisme

Cara jitu mematikan pohon besar tanpa di tebang

Cara Mengisi Supervisi Mutu Untuk Kepala Sekolah | E-Supervisi

INSTRUMEN SUPERVISI BELAJAR MENGAJAR DARING/ONLINE

%22%20" target="_blank">https://drive.google.com/drive/folders/1glpaOugsQ0pHVKMKpi-Lue-UfZDIDKnk?usp=sharing" target="_blank">">Padaidi Sa,ribattang


Padaidi sa,ribattangPadaidi sa,ribatang
INSTRUMEN SUPERVISI BELAJAR MENGAJAR DARING/ONLINE
MASA PEMBELAJARAN DARING/ONLINE SEKOLAH
SEBAGAI ANTISIPASI DAMPAK COVID-19









Nama Sekolah : SD...................................................................



Alamat Sekolah : Jl.........................................................................



Nama Kepala Sekolah : .............................................................................



Jumlah Rombel : .............................................................................



Jumlah Peserta Didik : .............................................................................



Jumlah Guru Keseluruhan : .............................................................................



Jumlah Guru Mapel : .............................................................................












A Pelaksanaan Pembelajaran Daring/Online





NO NAMA GURU MAPEL DAN KELAS MELAKSANAKAN % SISWA % Ketercapaian Materi
YA  TIDAK TERJANGKAU YANG MERESPON

1 2 3 4 5 6 7 8
1 Rosmawati,S.Pd PAI & Budi Pekerti VII-A   75 24 80
PAI & Budi Pekerti VII-B   75 24 80
PAI & Budi Pekerti VII-C   69 22 75
PAI & Budi Pekerti VII-D   63 20 75
PAI & Budi Pekerti VII-K   78 25 80
PAI & Budi Pekerti VIII-E   58 18 75
PAI & Budi Pekerti VIII-F   59 17 75
PAI & Budi Pekerti IX-G   57 17 75
PAI & Budi Pekerti IX-H   97 29 80
2 Rosniwati,S.Pd PAI & Budi Pekerti VII-E   65 18 75
PAI & Budi Pekerti VII-F   56 15 75
PAI & Budi Pekerti VII-G   47 15 75
PAI & Budi Pekerti VIII-G   71 22 80
PAI & Budi Pekerti VIII-I   50 15 75
PAI & Budi Pekerti IX-A   94 28 80
PAI & Budi Pekerti IX-B   100 30 80
PAI & Budi Pekerti IX-C   86 25 80
PAI & Budi Pekerti IX-D   69 22 75
PAI & Budi Pekerti IX-I   67 20 75
3 Muharina Eliani Yuwasita,S.Ag PAI & Budi Pekerti VII-H   71 71 75
PAI & Budi Pekerti VII-I   86 79 75
PAI & Budi Pekerti VII-J   78 78 75
PAI & Budi Pekerti VIII-A   68 68 75
PAI & Budi Pekerti VIII-B   94 94 80
PAI & Budi Pekerti VIII-C   76 76 80
PAI & Budi Pekerti VIII-D   71 71 75
PAI & Budi Pekerti VIII-H   93 93 80
PAI & Budi Pekerti IX-E   73 73 80
PAI & Budi Pekerti IX-F   76 76 80
4 Roma Siahaan,S.PdK PAK & Budi Pekerti  VII-E   19 19 80
PAK & Budi Pekerti VII-F   13 13 75
PAK & Budi Pekerti  VII-G   19 19 80
PAK & Budi Pekerti VIII-F   21 21 80
PAK & Budi Pekerti VIII-G   23 23 80
PAK & Budi Pekerti IX-A   19 19 80
PAK & Budi Pekerti  IX-B   23 23 80
PAK & Budi Pekerti IX-C   21 21 80
PAK & Budi Pekerti IX-D   25 25 80
PAK & Budi Pekerti IX-E   20 20 80
5 Merina Diana Simamora,S.Th PAK & Budi Pekerti VII-A   13 13 75
PAK & Budi Pekerti VII-B   25 25 80
PAK & Budi Pekerti VII-C   19 19 80
PAK & Budi Pekerti VII-D   16 16 80
PAK & Budi Pekerti VIII-C   15 15 75
PAK & Budi Pekerti VIII-D   13 13 75
PAK & Budi Pekerti VIII-E   19 19 80
PAK & Budi Pekerti IX-F   21 21 80
PAK & Budi Pekerti IX-G   27 27 80
PAK & Budi Pekerti IX-H   20 20 80
6 Frisca Theresia Pittauli Silaban,S.PdK PAK & Budi Pekerti VII-H   16 16 75
PAK & Budi Pekerti VIII-A   23 23 80
PAK & Budi Pekerti VIII-B   16 16 75
Bahasa Indonesia VIII-E   52 58 80
Bahasa Indonesia VIII-H   33 33 80
7 Frida Maria Sinaga,S.Pd PPKN VII-H   48 48 75
PPKN VII-I   36 36 75
PPKN VII-J   38 38 75
PPKN VII-K   41 44 80
PPKN VIII-A   100 100 80
PPKN VIII-B   94 94 80
PPKN VIII-C   67 67 80
PPKN VIII-E   39 39 75
PPKN IX-F   97 86 80
PPKN IX-G   67 60 80
8 Mahdalena Dalimunthe,S.Pd PPKN VII-A   50 44 80
PPKN VII-B   47 38 80
PPKN VII-C   31 31 75
PPKN VII-D   31 31 75
PPKN VII-E   48 39 80
PPKN VII-F   50 47 80
PPKN VII-G   38 38 75
PPKN VIII-D   32 32 75
PPKN VIII-F   41 34 80
PPKN VIII-I   33 33 75
9 Kasmala Manullang,S.Pd Bahasa Indonesia VII-A   78 63 75
Bahasa Indonesia VII-B   78 63 75
Bahasa Indonesia IX-A   100 78 80
Bahasa Indonesia IX-B   100 93 80
Bahasa Indonesia IX-E   100 83 80
10 Aslina Tarigan,S.Pd Bahasa Indonesia VII-J   59 59 75
Bahasa Indonesia VIII-A   65 58 75
Bahasa Indonesia VIII-B   88 78 80
Bahasa Indonesia IX-C   86 86 80
Bahasa Indonesia IX-D   91 88 80
11 Friska Sinaga,S.Pd Bahasa Indonesia VII-G   72 72 75
Bahasa Indonesia IX-F   97 90 80
Bahasa Indonesia IX-G   68 68 75
Bahasa Indonesia IX-H   72 72 75
Bahasa Indonesia IX-I   72 72 75
12 Mery Lumban Toruan,S.Pd Bahasa Indonesia VIII-D   81 81 80
Bahasa Indonesia VIII-F   76 76 75
Bahasa Indonesia VIII-G   81 71 75
13 Clara Florensia Situmeang,S.Pd Bahasa Indonesia VII-H   65 65 75
Bahasa Indonesia VII-I   61 61 75
Bahasa Indonesia VII-K   41 41 75
14 Rodearni Syahputri, S.Pd,M.Pd Bahasa Inggris VII-J   38 38 75
Bahasa Inggris VII-K   41 31 75
Bahasa Inggris VIII-A   100 90 80
Bahasa Inggris VIII-B   94 94 80
Bahasa Inggris IX-F   84 84 80
Bahasa Inggris IX-G   84 84 80
15 Prima Syafrida Juliani  Bahasa Inggris VII-C   38 38 75
Bahasa Inggris VII-D   41 31 75
Bahasa Inggris VIII-F   97 88 80
Bahasa Inggris VIII-G   100 93 80
Bahasa Inggris IX-C   84 81 80
Bahasa Inggris IX-D   81 81 80
16 Enny Roni Ida Simatupang, S.Pd Bahasa Inggris VII-H   90 90 80
Bahasa Inggris VII-I   79 79 75
Bahasa Inggris VIII-D   94 94 80
Bahasa Inggris VIII-E   84 84 80
Bahasa Inggris IX-H   78 78 75
Bahasa Inggris IX-I   76 76 75
17 Ronald Simatupang, S.Pd Bahasa Inggris VII-E   81 81 75
Bahasa Inggris VIII-C   85 85 80
Bahasa Inggris VIII-H   77 77 75
Bahasa Inggris VIII-I   73 73 75
Bahasa Inggris IX-A   94 94 80
Bahasa Inggris IX-B   93 93 80
18 Budi,S.Pd Bahasa Inggris VII-F   84 84 80
Bahasa Inggris IX-E   83 83 80
Seni Budaya VII-I   54 54 75
Seni Budaya VII-J   33 33 75
Seni Budaya VIIII-I   50 50 75
Seni Budaya IX-G   83 83 80
19 Artiliana Mahanani,S.Pd Bahasa Inggris VII-A   81 81 80
Bahasa Inggris VII-B   78 78 75
Bahasa Indonesia VIII-I   60 60 75
Seni Budaya VII-K   50 50 75
Seni Budaya VIIII-G   65 65 75
Seni Budaya VIII-H   73 73 75
Seni Budaya IX-H   93 93 80
Seni Budaya IX-I   73 73 75
20 Tri Wahyuni,S.Pd Bahasa Inggris VII-G   69 22 75
Prakarya VII-C   67 20 75
Prakarya VII-H   65 20 75
Prakarya VII-I   97 25 80
Prakarya VII-J   73 22 80
Prakarya VII-K   72 20 80
21 Gokni Sitio, S.Pd Matematika VII-D   53 53 75
Matematika VII-E   84 84 80
Matematika VIII-C   91 78 80
Matematika VIII-D   87 84 80
Matematika IX-F   90 90 80
22 Merianna Simbolon Matematika VII-I   97 86 80
Matematika VII-J   73 67 75
Matematika VII-K   72 72 75
Matematika VIII-F   83 83 80
Matematika VIII-G   65 65 75
23 Siti Hawa Nasution,S.Pd Matematika VII-C   67 67 75
Matematika VIII-H   33 33 75
Matematika VIII-I   21 21 75
24 Ritawani Sinaga,S.Pd Matematika VIII-A   97 97 80
Matematika VIII-B   90 81 80
Matematika IX-C   97 90 80
Matematika IX-D   84 81 80
Matematika IX-E   77 77 75
25 Ramlan Aritonang,S.Pd Matematika VII-A   78 78 80
Matematika VII-B   47 47 75
Matematika VIII-E   32 32 75
26 Supriadi,S.Pd Matematika IX-G   83 83 80
Matematika IX-H   33 33 75
Matematika IX-I   40 40 75
27 Herawati Pasaribu, S.Pd Matematika VII-F   69 88 75
Matematika VII-G   66 84 75
Matematika VII-H   78 92 75
Matematika IX-A   100 100 100
Matematika IX-B   83 73 100
28 Purnama br Barus,S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-D   69 69 75
Ilmu Pengetahuan Alam VII-H   65 65 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-B   88 78 75
Ilmu Pengetahuan Alam IX-E   73 73 75
Ilmu Pengetahuan Alam IX-H   77 73 80
Ilmu Pengetahuan Alam IX-I   77 77 80
29 Amalia Warastuti,S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-B   69 69 75
Ilmu Pengetahuan Alam VII-J   66 63 75
Ilmu Pengetahuan Alam VII-K   78 78 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-H   70 70 75
Prakarya IX-C   100 97 80
Prakarya IX-D   97 83 80
Prakarya IX-E   100 97 80
Prakarya IX-F   100 97 80
Prakarya IX-G   100 93 80
30 Susiati,S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-F   69 69 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-I   93 83 80
Ilmu Pengetahuan Alam IX-C   69 69 75
Ilmu Pengetahuan Alam IX-G   69 69 75
Prakarya VIII-F   77 67 75
Prakarya IX-A   100 93 80
Prakarya IX-B   94 91 80
31 Heppy Marina Sipayung,S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-A   72 72 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-A   97 90 80
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-E   68 65 75
Prakarya VIII-C   72 72 75
32 Desi Natalina Lubis,S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-C   56 56 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-F   72 72 75
Ilmu Pengetahuan Alam IX-A   88 78 75
Ilmu Pengetahuan Alam IX-F   93 86 80
Prakarya VII-E   65 65 75
Prakarya VII-F   69 69 75
Prakarya VII-G   66 66 75
Prakarya VIII-A   87 87 80
Prakraya VIII-B   97 90 80
33 Lestianna br Saragih,S.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-G   38 38 75
Ilmu Pengetahuan Alam VII-I   64 64 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-G   58 58 75
Ilmu Pengetahuan Alam IX-A   80 80 80
Ilmu Pengetahuan Alam IX-B   63 63 75
34 Arta Juliana Kartini Sihite, S.Pd, M.Pd Ilmu Pengetahuan Alam VII-E   71 71 75
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-C   97 88 80
Ilmu Pengetahuan Alam VIII-D   90 87 80
Prakarya VII-A   75 72 75
Prakarya VII-B   75 75 75
Prakarya VII-D   44 44 75
Prakarya VIII-G   61 61 75
Prakarya VIII-H   62 62 75
35 Pantus Lumban Gaol,S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial VII-A   47 47 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VII-B   50 50 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-G   50 40 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-H   43 43 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-I   43 43 75
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-A   100 94 80
36 Masriani Munthe,S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial VII-D   97 97 80
Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-C   88 88 80
Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-D   90 90 80
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-C   86 86 80
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-D   91 91 80
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-E   90 90 80
37 Nurmaini,S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial VII-H   58 58 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VII-I   71 71 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VII-J   38 38 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VII-K   41 41 75
Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-B   100 93 80
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-F   84 81 80
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-G   81 81 80
38 Mhd Syarifuddin, S.Pd Ilmu Pengetahuan Sosial VIII-E   48 48 75
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-B   93 93 80
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-H   33 33 75
Ilmu Pengetahuan Sosial IX-I   40 40 75
39 Ratnawati,S.Pd Seni dan Budaya VII-A   63 63 75
Seni dan Budaya VII-B   78 78 75
Seni dan Budaya VII-C   78 78 75
Seni dan Budaya VII-D   31 31 75
Seni dan Budaya VIII-D   90 90 80
Seni dan Budaya VIII-E   68 68 75
Seni dan Budaya VIII-F   69 69 75
Seni dan Budaya IX-A   100 94 80
Seni dan Budaya IX-B   67 67 75
Seni dan Budaya IX-C   69 69 75
40 Esron Sipayung,S.Pd Seni dan Budaya VII-E   63 63 75
Seni dan Budaya VII-F   78 72 75
Seni dan Budaya VII-G   78 69 75
Seni dan Budaya VII-H   31 31 75
Seni dan Budaya VIII-A   90 81 80
Seni dan Budaya VIII-B   68 68 75
Seni dan Budaya VIII-C   69 69 75
Seni dan Budaya IX-D   100 88 80
Seni dan Budaya IX-E   67 67 75
Seni dan Budaya IX-F   69 69 75
41 Alfin Syahrin  PJOK        
42 Kamaluddin, S.Pd PJOK VIII-A   97 94 80
PJOK VIII-B   100 97 80
PJOK VIII-C   69 69 75
PJOK VIII-D   87 81 80
PJOK IX-A   100 84 80
PJOK IX-B   67 67 75
PJOK IX-C   100 97 80
PJOK IX-D   97 93 80
PJOK IX-E   100 97 80
43 Taufiq Hardian Saragih PJOK VII-G   81 81 80
PJOK VII-H   73 73 75
PJOK VIII-H   69 69 75
PJOK VIII-I   74 74 75
PJOK IX-H   100 100 80
PJOK IX-I   67 67 75
44 Harlen Tondang,S.Pd PJOK VII-I   79 79 75
PJOK VII-J   75 75 75
PJOK VII-K   28 28 75
PJOK VIII-G   71 71 75
PJOK IX-F   97 97 80
PJOK IX-G   83 83 80









B Persentasi Guru yang melaksanakan Pembelajaran Daring/Online = (Jumlah Guru yang Melaksanakan : Jumlah Guru Mapel) x 100 %,

=  (..................... : .......................) x 100% = ........................................ %













C Kendala Umum yang dialami Sekolah dalam Pembelajaran Daring/Online

Terbatasnya fasilititas siswa yang menggunakan HP androit atau keterbatasan siswa dalam pembelian paket serta masih banyak daerah yang sulit dijangkau signal dalam berkomunikasi via daring.

………………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………………………………………………























.........................................,...............April 2020





Kepala sekolah

































...........................................................................





NIP. 






































 

Umum

Masjid 99 Kuba Kebanggaan Sulsel

Masjid 99 Kuba            

Tupoksi Kepala Sekolah